Jika kita merenung cahaya secara mendalam, kita pasti akan menemukan fungsi cahaya sebagai metafora universal tentang harapan, ketekunan dan ketahanan manusia. Cahaya ialah imej yang akrab terutama cahaya di kejauhan yang dapat mengisi diri kita dengan pesan yang mendalam tentang perjalanan hidup.
Sebenarnya ramai manusia sedang berjalan menuju cahaya di sebuah cakrawala. Cahaya boleh ditafsirkan dalam banyak lapis makna yakni harapan, impian, tujuan hidup, pencerahan atau bahkan keselamatan.
Cahaya adalah titik acuan, sebuah janji yang mendorong seseorang untuk terus melangkah, meskipun jalan yang dilalui mungkin penuh rintangan atau melalui kegelapan dan cuaca buruk. Namun, kita perlu akui dengan jujur bahawa perjalanan itu tidak semestinya lancar.
Ada waktu di mana cahaya itu seakan menjauh atau terhalang bayang. Ini adalah pengalaman manusia yang sangat nyata. Saat kita mengejar suatu tujuan, seringkali rintangan, keraguan, kegagalan, atau sekadar rutin yang melelahkan membuat tujuan itu terasa semakin jauh atau tidak kelihatan sama sekali. Kegelapan dan 'cuaca buruk yang menghalang cahaya' mewakili kesulitan hidup, masa-masa kemurungan, ketidakpastian, atau cabaran sosial dan peribadi.
Meskipun cahaya di cakrawala adalah tujuan, fokus sebenarnya justru pada proses berjalan itu sendiri. Berjalan sebenarnya adalah kerja yang penting. Berjalan menegaskan bahwa ketahanan—keberanian untuk terus melangkah meski dalam kegelapan—adalah kunci. Kerja berjalan tidak berjanji bahwa kita akan cepat sampai, tetapi kerja itu menegaskan bahwa selama kita terus bergerak, cahaya itu akan tetap ada.
Cahaya itu mungkin bukan sesuatu yang boleh kita raih sepenuhnya, melainkan sebuah 'pemandu abadi'. Fungsinya adalah untuk mencegah kita tenggelam dalam keputusasaan, untuk memberikan arah ketika segala sesuatunya kelihatan gelap. Dalam konteks ini, cahaya juga dilihat sebagai iman, keyakinan pada diri sendiri, atau nilai-nilai positif yang kita pegang, yang tetap bersinar di fikiran kita meskipun realiti di sekeliling suram.
Itulah cahaya. Manusia mana yang tidak pernah melihat matahari terbit atau cahaya dari kejauhan? Kita sebagai manusia boleh mengubah hal itu menjadi sebuah renungan yang menghibur dan menguatkan.
Berjalan menuju cahaya sebenarnya memberi gambaran kepada sesiapa saja yang pernah berjuang: pelajar yang mengejar cita-cita, pekerja yang letih, seseorang yang sedang pulih dari luka batin atau sebuah masyarakat yang mencari jalan keluar dari masa sulit. Hal itu adalah pengingat visual yang lembut bahwa selagi ada secercah cahaya di fikiran kita (harapan), dan selama kita memiliki kekuatan untuk mengambil satu langkah lagi (aksi), maka kita belum kalah.
Cahaya sebenarnya bukanlah sesuatu yang ajaib tetapi adalah 'jampi ketahanan'. Cahaya mengajak kita untuk tidak terpaku pada seberapa jauh atau dekatnya tujuan, tetapi pada kemahuan kita untuk tetap berjalan. Cahaya di cakrawala itu mungkin tidak pernah benar-benar kita gapai, kerana begitu kita mendekatinya, mungkin akan terbentang cakrawala baru dengan cahaya baru. Namun, dalam perjalanan menujunyalah kita menemukan kekuatan, belajar tentang diri sendiri, dan pada akhirnya, menemukan bahawa cahaya itu juga bersemayam di dalam diri—sebagai keberanian untuk melanjutkan perjalanan.
Cahaya sebenarnya ialah penenang jiwa yang abadi, mengingatkan kita bahwa dalam gelapnya malam, fajar selalu ada di balik cakrawala—dan langkah kita-lah yang akan membawa kita mendekatinya.
0 comments:
Catat Ulasan
Terima kasih sebab sudi tinggalkan komen anda di entri ini. Setiap komen anda amat saya hargai. Walaubagaimanapun, saya kadang kala malas mahu membalas komen anda tetapi saya akan balas dengan mengunjungi blog anda semula. Pastikan komen anda tidak menghina mana mana individu, menyentuh isu perkauman, agama dan perkara perkara yang melanggar undang undang negara.