Selasa, 5 September 2017

BAGAIMANA MENDEKLAMASIKAN SAJAK DENGAN BETUL?



Image result for deklamasi
Sumber : Google


Jika ditanya kepada saya, bagaimana mendeklamasikan sajak dengan betul sebenarnya, saya sendiri tidak mempunyai jawapan yang tepat mengenainya. Saya sering mendeklamasikan sajak-sajak yang saya cipta mengikut cara dan gaya saya. Saya tidak pernah berpegang kepada mana-mana aliran pemikiran tertentu ketika membaca sajak-sajak saya. 


Ketika menyertai beberapa pertandingan mendeklamasikan sajak, saya hanya mengikut cara dan gaya saya ketika mendeklamasikan sajak. Saya pernah menang dan pernah kalah juga. Tetapi saya pernah melihat peserta-peserta lain menyertai pertandingan yang sama mendeklamasikan sajak lebih bagus daripada saya. Gaya dan intonasi suara mereka saya kira lebih baik daripada saya.


Saya mula belajar membaca sajak setelah melihat beberapa orang di sekolah membaca sajak dalam beberapa majlis keraian. Kemudian saya jadikan apa yang saya lihat itu sebagai ikutan. Saya juga menonton tokoh-tokoh tertentu membaca sajak di laman Youtube seperti A. Samad Said, Khalid Salleh, Pyanhabib, dan Rahman Shaari. Dari situlah saya membentuk cara membaca sajak saya sendiri.


Pernah seorang rakan menyuruh saya belajar membaca sajak dengan betul. Saya tidak tahu ukuran apa yang dia guna untuk menentukan cara membaca sajak yang betul. Saya pun tidak pernah endah akan saranan yang dia berikan. Saya hanya ikut sahaja cara membaca sajak yang biasa saya gunakan. Ini kerana saya mahu menyampaikan sajak saya dengan penuh kejujuran. 


Tidak ada cara membaca sajak yang betul pada hemat saya. Terpulanglah kepada penyajak tersebut mahu membaca sajaknya dengan cara yang bagaimana. Yang dipentingkan dalam membaca sajak adalah intonasi suara dan cara penyampaiannya. 


Dalam persembahan mendeklamasikan sajak, mesej yang hendak disampaikan kepada khalayak adalah perkara yang paling mustahak. Bagi sajak-sajak yang mudah difahami maksudnya, membaca sajak tersebut eloklah dengan cara yang sederhana. Tetapi bagi sajak yang sukar difahami, cara mendeklamasikan sajak tersebut amat dipentingkan sama sekali. Cara mendeklamasikan sajak-sajak yang sukar difahami sedikit sebanyak dapat membantu penonton untuk memahami.   


Amat penting untuk seorang penyajak memahami sajak yang dibacanya ketika membuat persembahan. Jika tidak, pasti sajak yang dibacanya tidak mempunyai penghayatan. Itu akan membuatkan mesej yang terkandung dalam sesebuah sajak gagal untuk disampaikan. Penonton pun akan mudah berasa bosan. 


Sebab itulah bagi mana-mana penyajak yang berupaya menulis sajak mereka sendiri, mereka lebih selesa untuk membaca sajak yang mereka cipta sendiri. Mereka tidak akan mendeklamasi sajak-sajak milik orang lain sama sekali (kecuali atas permintaan). Ini berikutan supaya sajak-sajak yang sedang dibaca dapat difahami dan dihayati dengan sepenuh hati.


Mendeklamasikan sesebuah sajak tidak perlulah dengan gaya yang berlebihan. Pergerakan tangan tidak perlu dilakukan secara besar-besaran. Seorang penyajak perlu tahu pada perkataan mana yang sepatutnya diberi penekanan (yakni suara perlu ditekan atau ditinggikan). Pergerakan tangan pun hendaklah selari dengan perkataan yang sedang disebutkan. 


Janganlah kita mengungkapkan frasa ‘aku menggeletar’ tetapi pergerakan tangan menunjukkan seolah-oleh kita sedang berlari. Itu menggambarkan sama ada kita tidak menghayati sajak yang kita sedang deklamasi atau lebih parah sajak tersebut tidak kita fahami.    

Mendeklamasikan sajak eloklah dengan cara yang sederhana. Tidak perlu ‘bersungguh’ benar sehingga perlu terjerit-jerit seperti orang gila atau pura-pura menangis sehingga keluar air mata. Pendengar yang menonton sesebuah persembahan sajak adalah untuk mendapatkan mesejnya bukan untuk menonton gaya kita yang entah apa-apa. Perlu diingat kita bukan berada dalam sebuah pertandingan bercerita!


Unsur yang penting dalam pembacaan sebuah sajak adalah kejujuran. Jangan sesekali menipu khalayak yang sedang membuat tontonan. Emosi yang terkandung dalam sesebuah  sajak yang sedang kita baca hendaklah dirasa dalam hati kita terlebih dahulu. Kemudian kita pancarkan kepada khalayak segala emosi yang mengalir itu. Paling bagus jika kita berupaya untuk membuat khalayak mengeluarkan air mata tatkala menonton persembahan sajak kita. Bukan kita sebagai penyajak yang perlu mengeluarkan air mata! Tidak salah untuk penyajak menangis jika penyajak mahu khalayak merasai emosi yang hendak disampaikan. Tetapi hal itu tidak perlulah dibuat secara keterlaluan.  


Saya bukanlah seorang penyajak yang bagus serba-serbi. Banyak perkara yang perlu saya belajar lagi. Tetapi dalam mendekalamasikan sesebuah sajak, yang amat saya pentingkan adalah kejujuran. Harap segala mesej yang terkandung dalam sesebuah sajak itu saya boleh sampaikan.

Tiada ulasan:

Catat Ulasan

Terima kasih sebab sudi tinggalkan komen anda di entri ini. Setiap komen anda amat saya hargai. Walaubagaimanapun, saya kadang kala malas mahu membalas komen anda tetapi saya akan balas dengan mengunjungi blog anda semula. Pastikan komen anda tidak menghina mana mana individu, menyentuh isu perkauman, agama dan perkara perkara yang melanggar undang undang negara.